Selasa, 09 Maret 2010

Kader (Guru) harus sudah harus memiliki kekokohan Jasadiyah

Dalam sejarah dikisahkan para tokoh – tokoh pejuang islam memiliki tubuh yang kuat, kekar yang siap melempar tombak – tombak yang tajam kearah musuh, yang siap menarik tali panah untuk memanah musuh, yang siap menunggang kuda kemedan perang, yang siap berjalan di tengah padang pasir yang panas dan tandus, yang siap memikul dan memakai baju – baju perang yang terbuat dari besi.
Begitulah para pejuang sejati, kekokohan dan kebugaran jasmani sangat dibutuhkan untuk mengemban amanah dan misi besar dakwah.
Empat khalifah Rasulullah yang mulia pun mencerminkan kekokohan jasadiyahnya, Abu Bakar Assiddiq r.a. Umar Bin Khattab r.a. Usman Bin Affan r.a. Ali Bin Abu Tholib r.a. merekalah jundi – jundi Allah yang mampu membuka wilayah –wilayah dakwah baru pada zamannya.
Pernah dikisahkan dalam Al-Qur’an bagaimana pentingnya kekuatan fisik itu akan mampu merubah segala hal, pada Qur’an Suarat Al-Baqaroh dijelaskan ”Nabi mengatakan kepada mereka:

”Susungguhnya Allah telah mengakat Thalut menjadi rajamu, mereka menjawab, Bagaimana thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak. Nabi (mereka) berkata ; Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui.”

Terbuktiklah bahwa fisik juga akan memberikan andil besar dalam menjalankan/ mengimplementasikan keja – kerja dakwah karena tugas yang besar ini membutuhkan juga kekuatan yang besar sehingga akan mampu mensukseskan secara optimal agenda – agenda dakwah yang lebih besar pula.

” Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah”
(Al – Hadist)

Ikhwah Fillah, Menjadi mujahid yang kuat sangat penting, karena akan menjadi penyelamat dakwah, penyelamat aset – aset dakwah yang menjadi indikator keberlangsungan dakwah itu sendiri, maka tentunya melahirkan kader yang kokoh jasadiyahnya harus diberikan porsi yang maksimal dengan melakukan beberapa hal dibawah ini :
a) Pengaturan Pola makan
Saya hanya akan menuliskan sedikit yang perlu kita ketahui tentang pola makan tersebut. Ilmu ini saya dapatkan dari saudara saya Jaka, saat ini beliau aktif dalam bidang kesehatan herbalis.
Melihat pentingnya pengaturan pola makan ini maka kita perlu membuat diri kita disiplin,
Menurut ilmu kesehatan, pengaturan waktu makan dibagi menjadi 3 , 24 jam dibagi 3, berarti 8 jam. Pertama Dimulai sejak pukul 04.00 pagi sampai pukul 12.00 disarankan sebaiknya makan makanan yang mudah dicerna, seperti buah, atau boleh bubur dengan porsi yang cukup, tidak terlalu banyak, karena menurut kesehatan masa itu dikenal dengan masa pembuangan atas sisa – sisa makanan. Kedua dari pukul 12.00 – 20.00, adalah masa pencernaan, disarankan waktu ini makan makanan yang dianjurkan adalah makan besar, nasi, sayur, ikan dan lainnya. Ketiga dari pukul 20.00 – 04.00 disebut masa penyerapan, maka disarankan pada waktu ini kita memakan makan makanan yang biasa seperti makan disiang hari, namun akan lebih baik waktu makan malam sebelum pukul 19.00.
b) Pola Sehat, dengan melalukan olah raga minimal 20 menit setiap hari.
c) Mengkonsumsi makanan halal, baik dan bergizi.
d) Melakukan general check-up minimal 1 kali setahun.
e) Menjaga kebersihan pakaian, kebersihan dan kerapian kamar, tempat tinggal dan sebagainya.
f) Berpenampilan baik dan sopan.

”Hidup bukanlah sekedar pergantian hari – hari semata, dalam umur yang berkurang ajal semakin dekat, tiap detik yang dilalui akan ada pertanggungjawabannya, umurmu adalah cermin dirimu, tiap waktu yang terlewat adalah pesan bisu, dari catatan sebuah kesalahan untuk dimengerti dan direnungi, semoga kita termotivasi untuk menyempurnakan kebaikan, barang siapa mengerjakan kebaikan sekecil biji dzarrah ia akan melihat (ganjaran)nya, barang siapa yang mengerjakan kejahatan sekecil biji dzarrah ia akan melihat balasannya. Qs. Az.Zalzalah-7-8.

Tidak ada komentar: