Selasa, 09 Maret 2010

Konsep Pribadi Seorang Guru

Optimisme dalam hidup perlu ditumbuhkan sedini mungkin, apalagi kita sebagai ummat yang Allah ciptakan paling baik bentuknya, dan untuk membawa misi rohmatan lil ’alamin, misi yang mulia, misinya rasul kita, tancapkan pada diri kita, pada hati kita keyakinan yang besar bahwa kita adalah orang yang Allah cintai, yang Allah ridhoi untuk menjadi hamba yang sholeh, mencintai-Nya setulus hati dengan menjual diri kita kepada-Nya dengan segala titipan yang Ia berikan kepada kita, katakan pada diri kita I Can ”saya bisa” not I Can’t (bukan saya tidak bisa), karena setelah itu kita akan mendapatkan hasil yang luar biasa, keyakinan ini akan membawa kita pada semua serba mungkin, tiada ada didunia ini yang tidak mungkin, semua serba bisa tiada ada dunia ini tidak bisa selama kita yakin, kemudian kita memulainya dengan nama Allah, memahaminya, sungguh – sungguh, berkorban, sabar dan ikhlas serta tawakkal kemudian mensyukurinya, dengan demikian semua mungkin dan semua bisa, kecuali beberapa hal yang sudah ditentukan Allah.
Tulislah 100 cita –cita kita, kemudian berprasangka yang baik – baik dan optimis, karena itulah yang akan mendorong kita untuk berupaya mencapainya dan yang lebih luar biasa lagi adalah cita – cita besar itu akan “Menarik” diri kita dalam mempersiapkan segalanya.
“Inni ‘Inda ‘Abdi Dhonni Be”
Sesungguhnya Aku Sesuai dengan Prasangka Hambaku”
(Hadist Qudsi)

Ikhwah Fillah, Kita akan merasakan energy yang besar datang dari segala punjuru, atas kata – kata yang dengan semangat dan tulus serta yakin kita ucapkan pada lubuk hati yang paling dalam, yang berat akan menjadi ringan, yang jauh akan menjadi dekat, yang sulit akan menjadi mudah dan yang mahal akan menjadi murah.
Segala suatu akan bisa kita kerjakan, selama kita memenuhi beberapa hal yang menjadi pendukung dalam kekuatan kata – kata I Can, dengan menggunakan kode yang saya sebut lima I, antara lain :
1. Yakini bahwa apa yang akan kita hadapi / terima adalah wadah kita untuk menggali potensi yang Allah berikan namun kita tidak sadar dan mungkin belum kita temukan.

2. Pelajari dan Fahami apa yang kita hadapi, karena setiap yang kita hadapi terdapat banyak tantangan bukan masalah, namun disana juga terbentang solusi yang tak disangka, yang akan membuat kita semakin hari semakin kokoh.

3. Hayati, Mulailah dengan berfikir, dan buatlah pertanyaan;
a. Apa yang harus saya lakukan untuk mensukseskan hidup/amanah ini?.
b. Bagaimana saya akan mengerjakannya?.
c. Siapa yang saya akan libatkan?.
d. Dimana tempat yang terbaik untuk saya kerjakan?.
e. Kapan waktu yang terbaik untuk saya lakukan?, dan pertanyaan – pertanyaan lain yang bisa membuat hidup/pekerjaan kita semakin produktif dan optimal.

4. Hadapi, semua pekerjaan memiliki dua kemungkinan, sukses dan gagal, menang dan kalah, namun bukan itu yang menjadi perhatian/target utama kita, yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita menghadapi dan menjalani proses dengan benar, disini akan banyak tantangan dan aral melintang namun yakinkan diri kita, bahwa setiap masalah ada solusinya. Dan setelah masalah itu terbentang luas kemudahannya ”Innama’al Usri Usro”, dan Jangan lari dari masalah, karena bila kita lari akan menjadikan kita pecundang bukan pemenang.

”seorang pribadi kader yang tangguh adalah kader yang memiliki kekuatan, kematangan dan kedewasaan secara ma’nawiyah, fikriyah, jasadiah, jaringan dan keuangan. Dengan demikian maka ia akan mampu menghadapi tantangannya yang melintang dalam mensukseskan agenda – agenda besarnya”.

5. Nikmati, apapun hasilnya itu adalah hasil jerih payah yang kita lakukan, semakin besar keyakinan kita, kesungguhan kita, pengorbanan kita, kesabaran dan keikhlasan akan semakian dan terasa besar hasil yang kita dapatkan, mungkin kadang terukur dengan nilai dan benda namun sering kemenngan dan ketenangan itu tak terukur oleh apapun. Dengan hati yang ikhlas semua hasil yang kita dapatkan akan terasa memuaskan, dan bisa jadi bila gagal dalam meraihnya itus hanya akan memberikan waktu untuk kita lebih semangat dan sungguh – sungguh lagi untuk terus belajar dan berusaha karena tiada kesuksesan tanpa kegagalan.

”Pasrah dan ridho atas segala kehendak dan kejadian yang menimpa percaya atas keimanan yang penuh bahwa Allah lah penguasa segala sesuatu di langit dan dibumi, tak pernah Ia menzdolimi hamba-Nya yang mukmin dan selalu memberikan yang terbaik untuk orang – orang sholeh pejuang dijalan-Nya”.

Bangunan yang tinggi menjulang, pohon yang besar, jembatan yang kokoh dan kuat mungkin akan mengajak lisan kita berucap, ”betapa kuatnya bangunan itu, betapa kuatnya pohon ini dan betapa kokohnya jambatan itu”, begitulah kita juga sebagai manusia yang Allah ciptakan dengan segala kafasitas kekuatan dan kekokohannya, ternyata memiliki kekokohan dan kekuatan dalam menjalani hidupnya, kekuatan dan kekokohan yang tiada mampu dilawan, kekuatan yang melebih gunung – gunung tinggi dudunia ini, kekokohan melebihi kokohnya bangunan dan jembatan panjang di nusantara ini, karena manusia memiliki potensi yang sungguh amat luar biasa besar dan hebatnya sampai mampu mengalahkan makhluk lain yang bernama jin. Karena kecerdasan yang diberikan Allah padanya, ” sesungguhnya manusia ini akan lebih pintar, lebih dan lebih mulya dibanding makhluk lain bila ia terus selalu memperbaiki diri dan terus selallu bertahan dalam kebaikannya kepada Sang Segala – Galanya”. Siapa yang tidak mengenal Nabi Sulaiman, dengan kesholehan dan kecerdasan yang Allah berikan ia manfaatkan untuk menghambakan dirinya kepada Allah sebagai ucapan syukur atas nikmat kecerdasan dan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT.
Bagaimana dengan kita saat ini, tentu kita juga memiliki kelebihan dan kekokohan itu karena ternyata kita juga dituntut oleh tugas kita, yaitu tugas yang Allah berikan kepada kita sebagai khalifah fil Ardhi, kemudian kita juga dituntut oleh waktu ”masa muda kita” sebagai generasi yang harus mempersiapkan segala – gelanya karena kita adalah generasi yang akan menggantikan mereka untuk menjadi pemimpin, pemimpin yang akan menjalankan amanah yang sungguh sangat besar pertanggung jawabannya disisi Allah azza wajalla dan ini adalah tanggung jawab yang harus kita terima.
Kita harus kokoh, kokoh aqidah, kokoh ibadah, kokoh akhlaq dan lain sebagainya, menjadi kader yang kokoh dan soleh adalah tuntutan yang harus dimiliki sebagai kader yang akan melanjutkan estapeta dakwah ini, kemudian memperbanyak beramal baik, bermanfaat bagi kehidupan manusia (solehun li nafsi), kemudian setelah itu wa shoolehun lighoirihi, dengan melahirkan dan menciptakan pribadi – pribadi yang unggul, kokoh, sholeh, mandiri dan produktif, menciptakan keluarga yang islami yang menjadi sumber inspirasi dalam merubah masadepan bangsa yang kini tidak jelas arahnya akan kemana, kita akan menciptakan masyarakat yang islami yang akan mengizzahkan islam sepanjang waktu, kita akan mencipatakn negara yang bermoral yang memuliakan nama Allah dan menjadikan islam sebagai aturan dalam kehidupan sehari – hari, dan kita akan menciptakan dunia yang islami yang tiada ada lagi terdengar kedzoliman terhadap ummat manusia.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang – orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal – amal sholeh bahwa Dia sungguh – sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagai mana Dia telah menjadikan orang – orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar – benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku, dan barang siapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang – orang yang fasik.
(Al-Qur’an Surat An-Nur : 55)

Demikian besar agenda kita, sehingga kita juga akan menyiapkan diri kita menjadi orang – orang yang besar dihadapan Allah, yang akan mengusung dan membawa misi besar ini.
Disana sudah barang tentu banyak menunggu kita berbagai tantangan dalam menjalankannya, berbagai terpaan dan masalah kehidupan yang akan membuat kita harus kuat, teguh dan kokoh dalam menjalaninya.
Maka kita sebagai agent of change sekaligus agent of leader harus mengatakan I Can dan kemudian didukung oleh segala kekokohan yang mengarahkan kita kepada kesuksesan dunia dan akhirat sehingga kita memiliki kekuatan dan kematangan dari segala sisi kehidupan.

Tidak ada komentar: