Selasa, 09 Maret 2010

Kekokohan Fikriyah Wajib dimiliki oleh Guru, Da'i dan Da'iyah (Sebagai Kader Dakwah)

2. Kokoh Fikriyah
Masih ingatkan 10 tokoh pemuda yang meiliki kecerdasan yang luar biasa, siapa yang membuat sosial jejaring yang kita sering pakai, google, microshop, multiply dan lainnya, mereka adalah tokoh – tokoh muda dunia yang terkenal di abadnya, pada sejarah sahabat dan sahabiyah, siapa yang tidak mengenal Ali Bin Abi Tholib, pemuda cerdas, sholeh dan pemberani?, siapa yang tidak mengenal Aisyah gadis sholehah penghapal Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Penghafal Hadist Rasulullah?, siapa yang tidak menganal Sayyit Qutub yang pada usia belianya sudah menghafal Al-Qur’an, dan hari ini banyak anak – anak dari orang – orang sholeh yang mengagumkan kita karena kemampuan mereka menghafal al-qur’an, ada yang berumur 3 tahun sudah mampu menghafal al-qur’an. Di pelestina, anak – anak muslim rata – rata adalah penghafal ayat suci Allah SWT, semangat mereka membara mengizzahkan islam dibumi suci itu, di indoensia juga terdapat para tokoh – tokoh yang memiliki kemampuan kecerdasan yang cukup mempuni.
Kenapa kita harus memiliki kekokohan dalam hal fikriyah ini? Tentu ini akan mudah kita jawab karena merubah diri dari yang terburuk menjadi baik hanya bisa dengan ilmu, sedangkan kita tidak hanya memiliki tugas untuk merubah diri kita saja, kita harus merubah dan menjadikan keluarga kita, masyrakat, negara dan dunia ini menjadi lebih baik, maka akan hanya bisa tercapai dengan ilmu.

”bila engkau menginginkan dunia, maka raihlah dengan ilmu, bila engkau menginginkan akhirat maka raihlah dengan ilmu, dan bila engkau menginginkan kedua –duanya, maka raihlah dengan ilmu”
(Al-hadist)

Al-Qur’an dalam sejarahnya menurunkan surat yang pertama adalah tentang ilmu, karena ilmu lah yang mampu membangun kekuatan manusia, dengan perintah membaca.

” iqro’ bismirobbikallazdi kholaq, kholaqol insaana min ’alaq, iqro’ warobbukal akramulladzi ’allama bil qolam,-
(Al – ayat)

Adapun Imam Syafi’i rahimahullah, berkata dalam puisinya.

”barang siapa yang diwaktu mudanya tidak melakukan dakwah, maka hendaklah ditakbirkan empat kali, karena ia telah wafat, dan hakekat seorang pemuda demi Allah SWT hanya dengan keilmuan dan ketaqwaan. Maka bila ia tidak memiliki keduanya, janganlah kamu anggap sebagai pemuda”

Demikian kita sebagai kader dakwah ditekankan untuk meiliki keilmuan yang banyak, segala ilmu yang mendukung keberlangsungan dakwah kita, segala ilmu yang akan membuat dakwah ini tercapai, segala ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah azza wajalla. Karena begitulah pula syaikh Syahid hasan Al-Banna menekankan kepada kita. Dengan menempatkan rukun baiat yang pertama adalah al-fahm.
Bagi kita hari ini tidaklah sulit untuk mencari ilmu, tergantung bagaimana kita kreatif dan produktif, serta bersungguh – sungguh. Tidak selamanya ilmu itu akan menuntut kita harus punya biaya (uang), baru kita akan mendapatkan ilmu, namun sekarang yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita lebih melihat pada peluang kita untuk mendapatkan ilmu tanpa dengan mengeluarkan biaya yang besar.
Orang yang sholeh dan berilmu Allah memberikan penghargaan yang luar biasa, dan kita perlu mengingat bahwa orang yang berilmu namun tidak sholeh maka Allah tak kan pernah memberikan penghargaan, karena ilmu yang ia miliki bukan digunakan untuk lebih berharap dan takut kepada Allah namun digunakan untuk bermaksiat kepada-Nya. Naudzubillah.
Ikhwah, maka perlu kita renungkan dan menjadikan hujjah dalam hidup kita bahwa cukuplah janji Allah yang akan membuat kita terus meningkatkan kafaah keilmuan kita.

” ...Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang – orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.
(Al-Mujadilah : 11)

Ada beberapa ukuran keilmuan yang harus dimiliki untuk mengokohkan fikriyah, antara lain :
a. Memiliki keilmuan yang kita tekuni dengan mendalam (latar belakang pendidikan kita), bila kita menjadi mahasiswa maka kita harus kompeten dan profesional dalam bidang kita, sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap ilmu yang kita miliki. Dan juga untuk menjadi kader yang kokoh dan tangguh kita harus memiliki wawasan atau keilmuan diluar keahlian (kafa’ah) untuk menunjang diri kita dalam memberikan kemanfaatan yang besar bagi ummat islam.
b. Harus memiliki keterampilan, miniaml seperti operasional komputer, meyetir mobil, berbahasa minimal 2 bahasa, bahasa inggris dengan lancar dan bahasa arab, karena melihat tantangan bangsa kita dengan masuknya produk – produk cina maka kita juga harus mulai menyaiapkan kemampuan berbahasa mandarin.
c. Memiliki keilmuan / wawasan tentang siroh nabi Muhammad SAW. Karena dalam sejarah, orang – orang besar lahir dari pengatahuannya tentang orang – orang besar juga.
d. Mampu memiliki dan memahami ilmu tafsir Al-Qur’an, ulumul hadist. Sebagai dasar perjuangan untuk menanamkan dan menancapkan kemurnian dalam perjuangan.
e. Memiliki wawasan tentang gerakan – gerakan dakwah.
f. Memiliki wawasan kedaerahan dengan matang, secara nasional dan global. Karena ini akan mendukung kita untuk bisa melakukan pebaikan dan persiapan untuk masa depan islam.

Melihat perkembangan dunia yang semakin pesat menuntut kita sebagai kader untuk terus berusaha tanpa lelah, terus belajar tanpa menyerah dan terus berjuag tanpa mengeluh, karena melihat tantangan yang akan kita hadapi akan lebih besar dari apa yang kita lihat saat ini.

”Ada 2 jalan yaitu Sabilillah dan Sabilitthoghut. Hanya ada 2 golongan, Hizbullah dan Hizbussyaiton. Ada 2 pilihan, Fujur dan Taqwa.
Dakwah akan terus berjalan dengan atau tanpa kita, kalau tidak bersamamu dakwah akan bersama yang lain, kalau tidak bersama dakwah, engkau mau bersama siapa?, kita harus menentukan pilihan itu, terlambat tidak berarti kehilangan momentum”.

Tidak ada komentar: